Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 September 2015

Suhu Politik Memanas, Kapolri: Peran Ulama Mendinginkan

Banten, Pondok Pesantren Pabuaran. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menilai halaqah ulama yang kerap digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) punya peran penting dalam mendinginkan situasi politik nasional yang kian dinamis.

"Halaqah ulama menjadi penting untuk ikut mendinginkan situasi politik yang terjadi," ujarnya dihadapan peserta Silaturahim dan Dialog Kebangsaan Ulama, Pengasuh Pondok Pesantren, Syuriah PCNU se-Banten, di Pesantren An-Nawawi, Tanara, Serang, Rabu (8/2).

Suhu Politik Memanas, Kapolri: Peran Ulama Mendinginkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Suhu Politik Memanas, Kapolri: Peran Ulama Mendinginkan (Sumber Gambar : Nu Online)


Suhu Politik Memanas, Kapolri: Peran Ulama Mendinginkan

Di era demokrasi yang terbuka ini, kata Kapolri, dapat memberikan dampak positif tetapi juga dampak negatif. Dampak positifnya adalah terjadinya mekanisme check and balance di dalam sistem pemerintahan. Sedangkan dampak negatifnya adalah kebebasan yang begitu terbuka, sehingga menjadi ancaman keamanan Negara.

Pondok Pesantren Pabuaran

NU lanjut Kapolri, memiliki wajah tersendiri. NU dalam perjalanannya mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, namun tidak meninggalkan local wisdom (kearifan lokal). NU menurutnya, mampu mengambil peran memberikan pengaruh secara internasional terkait Islam Nusantara, yang oleh pandangan Kapolri sebagai Islam yang ramah, penuh toleransi, damai.

"NU menampilkan wajah Islam yang pengembangannya dengan kata-kata (word) cara-cara yang santun, bukan dengan pedang (sword)- perang, layaknya perkembangan Islam di kawasan Timur Tengah," tegasnya.

Pondok Pesantren Pabuaran

Ia berharap ke depan NU semakin solid dengan Polri. Bila perlu, kata Kapolri, dibuatkan MoU (Memorandum of Understanding) antara Polri dan NU agar kerjasamanya semakin strategis.

Dalam tataran operasionalisasi, dirinya telah menginstruksikan kepada seluruh tingkatan di jajaran Polri untuk memperkuat peran NU, termasuk Muhammadiyah. Jadi, tegas Kapolri, kegiatan silaturahmi/halaqah di setiap daerah harus didukung. (Tan Malika/Zunus)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/75271/suhu-politik-memanas-kapolri-peran-ulama-mendinginkan

Minggu, 21 Juni 2015

Daging Kambing Itu Makanan Kesukaan Rasulullah

Pondok Pesantren Pabuaran - Jika kita mengikuti apa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) dengan niat mengikuti sunnahnya dan dilakukan karena cinta kepada beliau, insyaAllah akan terhitung sebagai pahala untuk kita. Di samping itu, tentu ada manfaat dan kebaikan dari apa yang dilakukan oleh Rasul. Salah satunya adalah dalam hal makanan. Beliau sangat gemar mengonsumsi daging kambing.

Daging Kambing Itu Makanan Kesukaan Rasulullah - Pondok Pesantren Pabuaran
Daging Kambing Itu Makanan Kesukaan Rasulullah - Pondok Pesantren Pabuaran


Daging Kambing Itu Makanan Kesukaan Rasulullah

Selama ini kita mendengar para dokter menyarankan kita untuk menghindar dari memakan daging kambing, karena daging kambing dapat menyebabkan panas badan. Ada juga dokter yang mengatakan kandungan lemak dan kolesterol pada daging kambing tinggi serta seringkali daging kambing dituding sebagai penyebab darah tinggi dan sakit jantung.

Khusus berkenaan dengan kambing, mari kita ingat sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ﺍﺗَّﺨِﺬُﻭﺍ ﺍﻟْﻐَﻨَﻢَ ﻓَﺈِﻥَّ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺑَﺮَﻛَﺔ

“Peliharalah oleh kalian kambing karena di dalamnya terdapat barakah”. (HR. Ahmad)

Sedangkan sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah disuguhi daging. Bagian kaki (dari daging itu atau paha) diberikan kepada Beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukainya, maka beliau menggigit daging itu”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sebenarnya, daging kambing adalah makanan favorit Rasulullah. Setiap sunnah nabi pasti ada kebaikan dan kelebihannya. Tidak ada salahnya jika kita meniru sunnah rasul soal makan daging kambing ini.

Yang membedakan antara apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dengan umat Islam di Indonesia ketika memakan daging kambing adalah nasi. Ya, memakan daging kambing (misalnya sate) jika dibiasakan tanpa nasi, Insyaallah tidak akan terkena efek darah tinggi, kolesterol dan penyakit membahayakan lainnya.

Hingga kini, kebiasaan memakan daging kambing dalam porsi besar masih ada di masyarakat Arab, bahkan usia mereka tua-tua. Itu karena mereka hanya memakan dagingnya. Jika pun ada makanan pokok, yang dimakan adalah gandum, jagung dan lainnya, bukan nasi. [Pondok Pesantren Pabuaran]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/09/daging-kambing-itu-makanan-kesukaan-rasulullah.html

Selasa, 27 Januari 2015

Siswa MI NU Sabet Medali Karate Nasional

Bojonegoro, Pondok Pesantren Pabuaran. Syukur dan bangga. Mungkin dua kata itulah yang pantas diucapkan oleh segenap keluarga besar Madrasah Ibtidaiyah Nahdlotul Ulama (MINU) Wali Songo Sumuragung Sumberrejo Bojonegoro ketika Galuh Eka Fidyanti meraih Juara III Karate tingkat Usia Dini Nasional.

Raut muka sumringah tampak dari wajah pemangku kepentingan MINU Wali Songo ketika menyambut kedatangan pelatih karate Lemkari kecamatan Sumberrejo yang menyerahkan medali beserta atribut lainnya atas prestasi dari anak didiknya yang meraih medali perunggu dalam kejuaraan karate Lemkari tingkat Nasional di kantor MINU Wali Songo Rabu (20/2) pagi.

Siswa MI NU Sabet Medali Karate Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Siswa MI NU Sabet Medali Karate Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)


Siswa MI NU Sabet Medali Karate Nasional

Galuh Eka Yulianti siswi kelas III (tiga) ini meraih medali setelah melalui berbagai seleksi ketat dan bertahap. Siswa pendiam ketika kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung ini menyabet medali kategori usia dini 30 kg putri.

Sebagaimana diketahui siswi yang senangnya duduk di bangku deretan belakang ini beberapa hari terakhir sering izin melalui wali kelasnya untuk mengikuti seleksi kejuaraan karate Lemkari tingkat kabupaten kategori/kumite usia dini 30 kg putri.

Pondok Pesantren Pabuaran

Kami maklum jikalau ini demi prestasi anak didik kami, ujar Mubarok Firdaus Wali kelas III.

Kegiatan kejuaraan karate Lemkari ini memperebutkan Piala ketua umum Lemkari dan Ronggolawe I (pertama) pada tanggal 15 s/d 17 Februari 2013 di Kota Tuban.

Pondok Pesantren Pabuaran

Redaktur: Mukafi Niam

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/42702/siswa-mi-nu-sabet-medali-karate-nasional

Kamis, 09 Oktober 2014

Ansor Rembang Buka Bersama Bareng Ketum

Rembang, Pondok Pesantren Pabuaran. Ketua umum Gerakan Pemuda Ansor H Yaqut Cholil Qoumas menghadiri acara buka puasa bersama Pimpinan Cabang GP Ansor Rembang. Kegiatan yang digelar di gedung PCNU Rembang pada Senin sore (4/7) dihadiri oleh seluruh perwakilan Pengurus Ranting dan PAC dari 14 Kecamatan yang ada di Kabupaten Rembang.

Dalam kesempatan itu Gus Tutut mengaku jika dirinya bangga dengan Ansor Rembang yang sudah bekerja keras dalam melakukan pengkaderan. Ia menilai jika kepengurusan GP Ansor dibawah kepemimpinan Gus Hanies padat dengan sejumplah agenda kegiatan di setiap bulannya.

Ansor Rembang Buka Bersama Bareng Ketum (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Rembang Buka Bersama Bareng Ketum (Sumber Gambar : Nu Online)


Ansor Rembang Buka Bersama Bareng Ketum

"Saya tidak akan ngomong panjang lebar, pada intinya saya bangga dengan sahabat-sahabat Ansor dan Banser yang telah bekerja keras selama untuk terus melakukan pengkaderan," katanya.

Di akhir sambutanya Gus Tutut mengingatkan Ketua PC Ansor Rembang, jika Ansor Rembang harus sudah memiliki 5000 pasukan Banser sebelum masa khidmatnya selesai.

Pondok Pesantren Pabuaran

Sementara itu Ketua PC GP Ansor Rembang Hanies Cholil Barro saat disinggung target oleh ketua umum hanya tersenyum. Pada beberapa bulan yang lalu PC Ansor Rembang sudah mengadakan diklatsar sebanyak dua kali di dua Anak Cabang, yaitu PAC GP Ansor Kaliori yang meloloskan 200 pasukan dan di PAC GP Ansor Sumber yang juga meloloskan 225 pasukan. Di mana semua pasukan sudah berseragam lengkap.

Sementara itu, guna mengejar target 5000 pasukan sebelum akhir periode tahun 2020, Pimpinan Cabang Ansor Rembang akan kembali mengadakan diklatsar di PAC GP Ansor Kecamatan Pamotan usai Lebaran tahun ini, terang Satkorcab Banser Rembang. (Ahmad Asmui/Mukafi Niam)

Pondok Pesantren Pabuaran

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/69582/ansor-rembang-buka-bersama-bareng-ketum-

Pondok Pesantren Pabuaran

Selasa, 07 Februari 2012

Santri Raudlatul Mubtadiin Asah Kemampuan Menjahit

Majalengka, Pondok Pesantren Pabuaran. Pesantren Raudlatul Mubtadiin desa Cisambeng, Palasah, Majalengka mengadakan pelatihan menjahit rutin sepekan sekali bagi para santri. Pelatihan rutin yang dimulai sejak 2011 ini bertujuan membekali keterampilan dasar menjahi.

Rais Aam pesantren Raudlatul Mubtadiin Agus Rofii menginginkan melalui keterampilan menjahit ke depan salah satu pintu rezeki santri terbuka sebagai mata pencaharian.

Santri Raudlatul Mubtadiin Asah Kemampuan Menjahit (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Raudlatul Mubtadiin Asah Kemampuan Menjahit (Sumber Gambar : Nu Online)


Santri Raudlatul Mubtadiin Asah Kemampuan Menjahit

Usaha menjahit itu cukup berpotensi. Keterampilan menjahit sangat dibutuhkan di masyarakat. Prospeknya juga bagus," kata Agus saat ditemui Pondok Pesantren Pabuaran di ruangan menjahit pesantren Raudlatul Mubtadiin, Ahad (5/10) sore.

Agus menambahkan, sejumlah program di pesantren mengarahkan para siswa menjadi seorang wirausahawan. Sehingga, para santri tidak jenuh untuk nyantri di sini karena kegiatan kita tidak terbatas pada mengaji saja.

Pondok Pesantren Pabuaran

Ia berharap para santrinya siap pakai di masyarakat ketika selesai mengaji di pesantren ini. (Aris Prayuda/Alhafiz K)

Pondok Pesantren Pabuaran

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/54933/santri-raudlatul-mubtadi039in-asah-kemampuan-menjahit

Selasa, 01 Maret 2011

NU Itu Koentji: Kemana Suara Nahdliyyin, Disitulah Kandidat Akan Berjaya

Pondok Pesantren Pabuaran - Sebetulnya memahami aksi 112 simpel saja: emosi umat saat 411 dan 212 (November-Desember) sudah reda. Sementara, Ahok elektabilitasnya naik lagi (Januari-Februari).

NU Itu Koentji: Kemana Suara Nahdliyyin, Disitulah Kandidat Akan Berjaya - Pondok Pesantren Pabuaran
NU Itu Koentji: Kemana Suara Nahdliyyin, Disitulah Kandidat Akan Berjaya - Pondok Pesantren Pabuaran


NU Itu Koentji: Kemana Suara Nahdliyyin, Disitulah Kandidat Akan Berjaya

Umat Islam Indonesia itu pemaaf, cinta damai, cepat melupakan. Makanya dibikin cara untuk membangkitkan emosi massa lagi agar tidak mau memilih Ahok.

Tapi isunya apa? Tempo hari mereka hampir berhasil menggoreng isu ahok menghina Kiai Ma'ruf. Tapi NU dan Kiai Ma'ruf menunjukkan kelasnya. Gagal deh.

Mereka berusaha keras menjaga spirit 212 dengan Subuh berjamaah, koperasi 212 dan lainnya, tapi kok elektabilitas Ahok tetap naik. Kenapa?

Ibarat maraton, masa kampanye ini panjang. Mereka cuma sukses sprint lari kencang dua bulan pertama. Setelah itu umat capek ribut terus.

Kalau Ahok dan timsesnya tidak bikin blunder lagi, kemungkinan masuk putaran kedua cukup besar. Susah buat satu putaran sih.

Celakanya, AHY malah disalib Anies setelah Anies sowan ke Habib Rizieq. Mereka rebutan massa yang sama. Turunnya AHY berarti naiknya suara Anies.

Pas momentum aksi 411 dan 212, isunya mereka adalah membela Al-Qur'an. Namun setelah persidangan Ahok dimulai, mereka kehilangan isu yang bisa membangkitkan emosi umat.

Sikap Ketum PP Muhammadiyah dan Rais Am/Ketum MUI yang tidak mendukung aksi 112, adalah pukulan berat buat mereka, ditambah Habib Rizieq yang sedang tiarap untuk saat ini.

Nah, di ronde terakhir Pilkada, perebutan suara ada di tangan warga dan santri NU. Kemana suara mereka bergerak, disitulah kandidat akan berjaya.

Di sinilah kita paham kenapa ada fenomena #mendadakNU dan #MendadakSantri belakangan ini. Suka tidak suka, NU itu koentji untuk bangsa ini.

Mudahnya begini, fenomena #MendadakNU dan #MendadakSantri itu upaya untuk bikin goal di masa injury time sebuah pertandingan.

Harapan kita bersama tentu biarkanlah rakyat Jakarta memilih dengan tenang dan jernih serta damai untuk nasib mereka 5 tahun ke depan. Ayuk ngopi! [Pondok Pesantren Pabuaran

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/02/nu-itu-koentji-kemana-suara-nahdyyin-disitulah-kandidat-berjaya.html

Selasa, 02 November 2010

Indahnya Tradisi Ngejot Saat Idul Fitri di Bali

Pondok Pesantren Pabuaran - Bali mewarisi tradisi dan budaya masyarakat setiap perayaan Idul Fitri yakni "ngejot", yaitu memberikan menu makanan, kue, dan buah-buahan kepada sahabat dan warga lintas agama yang tinggal di permukiman sekitarnya. Umat Hindu yang menerima menu makanan tersebut akan membalasnya pada Hari Raya Galungan, hari raya besar dalam memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).

Tradisi dan budaya itu hingga sekarang masih tetap lestari, baik di desa maupun perkotaan di Pulau Dewata, tutur Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali H M Taufik As'Adi S AG (67).

Indahnya Tradisi Ngejot Saat Idul Fitri di Bali - Pondok Pesantren Pabuaran
Indahnya Tradisi Ngejot Saat Idul Fitri di Bali - Pondok Pesantren Pabuaran


Indahnya Tradisi Ngejot Saat Idul Fitri di Bali

Pria kelahiran Cilacap yang bermukim di Bali lebih dari setengah abad itu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, karena tugasnya sebagai seorang pendidik (guru) melihat kehidupan umat lintas agama sangat akrab satu sama lainnya.

Kondisi demikian itu telah diwarisi secara turun-temurun sejak ratusan tahun silam, berkat adanya saling pengertian dan menghormati satu sama lainnya. Tradisi "ngejot” bagi komunitas muslim di pedesaan menunjukkan adanya kekerabatan yang begitu akrab dengan umat lainnya yang beragama Hindu maupun agama lainnya.

Pondok Pesantren Pabuaran

Umat Islam bermukim di daerah perdesaan sejak jaman kerajaan di Pulau Bali antara lain di Desa Pegayaman Kabupaten Buleleng, Budakeling, Kabupaten Karangasem, Petang, Kabupaten Badung, Kepaon, Serangan, Kota Denpasar dan Desa Loloan di Kabupaten Jembrana.

Hal itu mencerminkan keakraban dalam kehidupan sehari-hari, yang secara tidak langsung memberikan dampak positif dalam memantapkan kerukunan hidup beragama yang telah dapat diwujudkan selama ini.

Pondok Pesantren Pabuaran

Umat Islam di Bali juga telah berbaur dengan budaya setempat, terlihat dari lembaga adat yang tumbuh di masyarakat muslim Bali sama dengan lembaga adat masyarakat Bali Hindu.

Komunitas muslim yang bergelut dalam bidang pertanian juga menerapkan sistem pengairan subak, pola pengaturan air seperti yang dilakukan petani beragama Hindu, meskipun cara mensyukuri saat panen berbeda, sesuai kepercayaan dan agama yang dianut.

Umat Islam yang mengolah lahan pertanian antara lain di Subak Yeh Sumbul, Medewi, Pekutatan, dan Subak Yeh Santang, Kabupaten Jembrana, daerah ujung barat Pulau Bali, menerapkan sistem pengairan secara teratur seperti umumnya dilakukan petani Pulau Dewata.

Adanya unsur kesamaan antara Islam dan Hindu, termasuk terpeliharanya tradisi "ngejot" dapat dijadikan tonggak lebih menciptakan kemesraan dan tali persaudaraan antara Hindu dan Islam, termasuk umat lain di Pulau Dewata, ujar mantan Kepala Bidang Bimas Islam Kementerian Agama Provinsi Bali.

Kolaborasi Haji Taufik As'Adi yang menjalani masa pensiun sejak enam tahun silam yang kini aktif dalam berbagai kegiatan sosial menilai, selain keakraban umat lintas agama juga terjadi kolaborasi musik bernuansa islami.

Rudat musik bernuansa islami tampil serasi dan harmonis dengan gong blaganjur, musik tradisional Bali saat berlangsungnya ritual berskala besar di Puri Pemecutan, jantung kota Denpasar.

Penampilan musik yang berbeda latar belakang itu merupakan salah satu cermin betapa harmonis dan rukunnya umat beragama yang berdampingan satu sama lainnya di Bali.

Kerukunan antarumat beragama yang sangat kokoh itu berkat konsep "menyama braya", yakni persaudaraan yang betul-betul diterapkan dalam kehidupan umat beragama di Bali.

Haji Taufik As'Adi, ayah dari lima putra-putri yang telah dikaruniai 17 cucu dari seluruh putra-putrinya yang telah membentuk rumah tangga itu menambahkan, kehidupan umat beragama yang "mesra dan harmonis" yang dapat diwujudkan di Pulau Dewata diharapkan dapat tetap terpelihara guna mendukung terciptanya kondisi yang aman, nyaman dan tenteram, sekaligus memberikan kesejukan di hati umat manusia.

Selain seni budaya, pembangunan masjid di Bali juga mengalami akulturasi dengan seni budaya setempat, sehingga tempat suci umat Islam umumnya tampak beda dengan bangunan masjid di Jawa maupun daerah lainnya di Indonesia.

Adanya akulturasi sejak masuknya Islam ke Bali ratusan tahun silam memunculkan ciri khas tersendiri, unik dan menarik. Dalam pembangunan masjid memang tidak ada ketentuan menggunakan unsur arsitektur tertentu, yang penting ada ruangan untuk melaksanakan ibadah.

Akulturasi antara Islam dengan seni budaya Bali tidak masalah. Bahkan keterpaduan kedua unsur itu tetap dipertahankan hingga sekarang.

Agama Islam dan Hindu sesungguhnya memiliki banyak persamaan bahkan terjadi akulturasi menyangkut seni dan budaya dari kedua agama tersebut di Pulau Dewata.

Kesamaan itu antara lain terdapat pada buku dan "Geguritan" (pembacaan ayat-ayat suci Hindu), yang ternyata di dalamnya mengandung unsur nuansa Islam.

Bukti lain dari terjadinya akulturasi Islam-Hindu terdapat di Desa Pegayaman Kabupaten Buleleng, Kepaon Kota Denpasar dan Desa Loloan di Kabupaten Jembrana.

Desa Pegayaman misalnya, sebagian besar warganya memeluk agama Islam, namun nama depannya sama seperti orang Bali pada umumnya, sehingga muncul nama seperti Wayan Muhammad Saleh atau Made Jalaluddin.

Adanya unsur kesamaan antara Islam dan Hindu itu dapat dijadikan tonggak lebih menciptakan "kemesraan" dan tali persaudaraan antara Hindu dan Islam, termasuk umat lain di Pulau Dewata, bahkan di Nusantara. Berbagai keunikan itu menjadi daya tarik tersendiri dari berbagai segi, baik oleh wisatawan mancanegara, sosiolog maupun budayawan dari belahan dunia. [Pondok Pesantren Pabuaran]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/07/indahnya-tradisi-ngejot-saat-idul-fitri-di-bali.html

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Pondok Pesantren Pabuaran sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Pondok Pesantren Pabuaran. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Pondok Pesantren Pabuaran dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock