Kamis, 12 November 2009

Berbanggalah Memiliki Perekat Bernama Pancasila

Pondok Pesantren Pabuaran - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM) UIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Lentera Indonesia Institute menyelenggarakan Seminar Nasional tentang Wawasan Kebangsaan dengan mengusung tema “Menyemai Pancasila dan Nasionalisme untuk Memperkokoh Wawasan Kebangsaan Generasi Muda Bangsa”.

Hadir sebagai pembicara Dr. KH. Imam Taufiq, M.Ag, (Wakil Katib Syuriah PWNU Jateng dan sekaligus Wakil Rektor II UIN Walisongo), AKBP Bambang Purwadi (Kepala Bagian Analisis Direktorat Intelijen dan Keamanan (Dit Intelkam) Polda Jawa Tengah) dan Harjanto Halim (Budayawan dan aktivis sosial-pendidikan Jawa Tengah). Seminar ini berlangsung di auditorium I lantai I UIN Walisongo, Selasa (27/9/2016).

Dekan FUHUM, Dr. H. Mukhsin Jamil, M. Ag, yang membuka seminar siang itu menyatakan bahwa tantangan global gerakan sosial politik yang berakar bermacam-macam dan bertumbuh subur. Francis Fukuyama (1992) dalam buku “The End of History and The Last Man” diprediksi bahwa manusia terakhir yang ada akan berwatak konsumerisme dan hedonisme.

Berbanggalah Memiliki Perekat Bernama Pancasila - Pondok Pesantren Pabuaran
Berbanggalah Memiliki Perekat Bernama Pancasila - Pondok Pesantren Pabuaran


Berbanggalah Memiliki Perekat Bernama Pancasila

Namun, di sisi lain, tesis ini gagal karena masih banyak gerakan-gerakan religius dan transnasional, jauh dari prediksi tersebut. Utamanya yang ada di Indonesia. “Berbanggalah menjadi bangsa yang memiliki perekat bangsa berupa Pancasila,” tandas Mukhsin.

Pondok Pesantren Pabuaran

Pemuda menjadi sasaran empuk bersemainya ideologi-ideologi transnasional. Bambang Purwadi telah mengidentifikasi pemuda-pemuda yang memakai atribut komunisme seperti kaos, mural dan sticker di Cilacap, Karanganyar, Surakarta dan kota Semarang.

Berbagai macam ideologi yang tumbuh subur di Indonesia ini tak lepas dari perbedaan cara pandang masing-masing individu. Sejarah panjang bangsa menjadi i’tibar penting sebagai bagian refleksi membangun Indonesia ke depan. Kebebasan yang terbuka selebar-lebarnya menjadi celah masuknya berbagai ideologi ke Indonesia.

“Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama 22 Oktober 1945 menjadi api semangat untuk menjaga bangsa dan negara dalam melawan penjajah. Berbagai modal sejarah lainnya yang harus kita urai,” terang Imam Taufiq yang juga pengasuh pesantren Darul Falah Besongo ini.

Pondok Pesantren Pabuaran

Dalam kesempatan tersebut, Haryanto Halim bicara soal KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan kenangan kebesaran jasa dan pemikirannya. Gus Dur, baginya, telah memberikan cara pandang beragama di Indonesia yang menarik. “Gus Dur menjadi pohon beringin yang mengayomi umat manusia dengan ke-NU-annya, keislamannya dan kemanusiaannya,” papar pengusaha Semarang ini. [Pondok Pesantren Pabuaran/ zulfa]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/09/berbanggalah-memiliki-perekat-bernama-pancasila.html

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Pondok Pesantren Pabuaran sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Pondok Pesantren Pabuaran. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Pondok Pesantren Pabuaran dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock